Pengertian akan Lingkungan Hidup telah banyak sekali dikemukakan oleh
beberapa ahli lingkungan. Menurut Otto Soemarwoto pengertian lingkungan
hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang
kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita. Sedangkan Munadjat
Danusaputro memberikan pengertian lingkungan hidup sebagai semua benda
dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang
terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup dan
kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya (Siahaan, 1987:1).
Menurut Ehrlich dan kawan-kawan merumuskan tentang lingkungan sebagai berikut (Ehrlich, Holdren, 1973:38):
For our purpose, the environment is the unique skin of
soil, water, gaseous, atmosphere, mineral nutrients, and organisms that
covers this otherwise undistinguished planet.
Pemerintah Indonesia dalam UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23
tahun 1997 memberikan pengertian Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain
Sesuai dengan pengertian lingkungan Hidup diatas, maka perlu
diketahui tentang adanya pembagian Lingkungan Hidup; dengan tujuan
mencari pola pengelolaan yang ditentukan dan dikehendaki. L.L. Bernard
(dalam Siahaan, 1987:12) membagi lingkungan atas empat macam, yaitu :
- Lingkungan fisik (anorganik), lingkungan yang terdiri dari gaya
kosmik dan fisigeografis :tanah, udara, air, radiasi, gaya tarik, ombak
dan sebagainya
- Lingkungan biologi (organik),segala sesuatu yang bersifat biotis
- Lingkungan Sosial , terdiri dari :
- Fisiososial, yaitu yang meliputi kebudayaan materiil : peralatan, senjata, mesin, gedung dan sebagainya
- Biososial manusia dan bukan manusia, yaitu manusia dan interaksi
terhadap sesamanya dan hewan beserta tumbuhan domestik dan semua bahan
yang digunakan manusia yang berasal dari sumber organik
- Psikososial, yaitu yang berhubungan dengan tabiat bathin manusia,
seperti sikap, pandangan, keinginan, keyakinan. Hal ini terlihat dari
kebiasaan, agama, ideologi, bahasa dan lain-lain
- Lingkungan Komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional, berupa lembaga-lembaga masyarakat
Tetapi ada juga beberapa sarjana yang hanya memberikan tiga macam pembagian lingkungan hidup, yaitu :
- Lingkungan fisik (Physical Environment), yaitu segala sesuatu di sekitar kita yang bersifat benda mati, seperti : air, sinar, gedung dan lainnya
- Lingkungan biologis (Biological Environment), yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang bersifat organis, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan lainnya
- Lingkungan Sosial (Social Environment), yaitu manusia-manusia lain yang berada di sekitar kita atau kepada siapa kita mengadakan hubungan pergaulan
Dengan adanya proses saling mempengaruhi antara makhluk hidup dalam
suatu lingkup kehidupan (lingkungan hidup) yang tersusun secara teratur
tersebut maka muncul istilah yang dikenal dengan ekosistem (
ecosystem).
Ekosistem atau proses interaksi ini disebabkan oleh fungsi yang berbeda
dari masing-masing setiap individu makhluk hidup yang menempati dalam
satu ruang/tempat, dimana setiap individu tersebut berusaha menjaga dan
mempertahankan eksistensi dan fungsinya. Rangkaian proses tersebut
kemudian menjalin rantai makanan (
life chain). Selama terdapat
keteraturan fungsi dan interaksi, maka proses di dalam ekosistem akan
tetap terkendali sedemikian rupa, sehingga keseimbangan akan tetap
terjaga.
Hubungan antar makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya memberikan sebuah pengertian yang mendalam untuk ditelaah
lebih lanjut. Karena suatu makhluk hidup; termasuk manusia, pada
jaringan kehidupannya, memiliki fungsi, peranan dan kedudukan yang
saling berkaitan dengan lingkungannya. Dengan demikian diperlukannya
bidang penelaahan yang dikonsepkan sebagai “ekologi”. Pengertian ekologi
berasal dari dua suku kata bahasa Yunani, yaitu “
oikos” yang berarti rumah (
house, place to live) dan “
logos” yang berati penelaahan (studi).
Oleh karena itu Laurence Pringle mendefinisikan ekologi sebagai berikut :
“Ecology is the study of the “houses”, or environment, of
living organisms—all of the surroundings, including other anmals and
plants, climate and soil” (Pringle, 1971:2)
Sedangkan Broom dan Selznic mengungkapkan konsep :
” Ecology is the study of living things relate (adjust) themselves to their environment”
(Broom, Selznic, 1960:354).
Dan akhirnya Erlich dan kawan-kawan memberikan batasan ekologi sebagai berikut (Ehrlich, Holdren, 1973:6):
“Ecology is the subdicipline of biology that deals with
interactive between organism and their environment on the population,
community and ecosystem levels of organization.”
Berlangsungnya sistem ekologi yang membentuk jalinan kehidupan antara
makhluk hidup sesamanya dengan lingkungannya mengikuti asas-asas
tertentu yang berlaku di dalam ekosistem yang bersangkutan, yang terdiri
:
- Asas Kenekaragaman, setiap makhluk hidup mempunyai perbedaan yang
beragam, dan juga mempunyai fungsi dan peranannya masing-masing dalam
kehidupan. Karena hal yang demikian itu, secara alamiah mengalami
kesimbangan yang stabil dan dinamis. Suatu jenis tunduk kepada hukum
alam dalam mempertahankan kenekaragaman jenis yang saling membutuhkan
dalam melangsungkan kehidupannya masing-masing.
- Asas Kerjasama, terciptanya keseimbangan alamiah di alam dalam suatu
ekosistem sebagi hasil adaptasi makhluk hidup yang ada didalamnya dan
adanya hubungan kerjasama di antara mereka yang menunjang terciptanya
kesimbangan dan kestabilan yang dinamis.
- Asas Persaingan, persaingan antar makhluk hidup berfungsi untuk
saling mengontrol pertumbuhan suatu komponen yang ada alam, yang
berlangsung secara dinamis. Persaingan yang ada di alam merupakan sebuah
proses seleksi untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas
- Asas Interaksi, hubungan antar komponen yang ada di alam bersifat
hubungan timbal arah yang aktif untuk menjaga pertumbuhan dan
perkembangan individu, kelompok atau jenis makhluk hidup di dalam
ekosistem
Dengan demikian, pengertian ekologi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
auteklogi dan
synekologi.
Autekologi adalah ilmu yang khusus mempelajari ekologi suatu individu
dengan lingkungannya. Contohnya adalah ekologi serangga, ekologi
manusia, dan sebaginya. Sedangkan synekologi mempelajari ekologi suatu
kelompok organisme dengan lingkungannya. Contohnya adalah ekologi hutan,
ekologi pesisir dan sebagainya.
Berbagai pendekatan yang ada di dalam ekologi yang menelaah hubungan
makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya; pada suatu ekosistem, dapat
diadaptasikan dalam menelaah hubungan kehidupan manusia dengan
lingkungannya. Pendekatan tersebut dikenal dengan
Ekologi Sosial,
yang mempunyai pengertian mempelajari penyebaran keruangan habitat
manusia dengan kompleksitas sosial budaya tertentu, yang timbul dan
berubah sebagai akibat proses sosial serta interaksi ekologis. sedangkan
Fairchild (Fairchild, 1964:281-282) mengemukakan ekologi sosial sebagai
berikut :
“Social ecology is that branch of science which treats of
(a) the spatial-functional structure of areas of human habitation, and
(b) the spatial distributions of social and cultural traits of
complexes, which phenomena arise and change as the result of percesses
of both social and ecological interaction.
Adapun interaksi yang dilakukan manusia terhadap lingkungan di
sekitarnya sangat beraneka ragam dan berbeda-beda, yang sangat
dipengaruhi oleh pandangan yang dianut. Dalam ilmu ekologi, terdapat dua
pandangan yang mendasari berbagai macam model pendekatan manusia
terhadap lingkungannya, yaitu pandangan
Immanen dan pandangan
Trasenden.
Pandangan Immanen menempatkan manusia merupakan salah satu sub sistim
dari ekosistem lingkungan, yang secara hakikat adalah merupakan satu
kesatuan (terintegralisasi) dan terjalin demikian rupa dalam kaitan
fungsional. Umumnya dapat dilihat di masyarakat pedesaan, yang masih
mempertahankan kesimbangan alam dengan mendasarkan pada tradisi atau
kebiasaan yang bersifat mithos dan mistis. Sedangkan pandangan
transenden memandang lingkungan sebagai obyek yang dapat dieksploitir
semaksimal mungkin, dengan menutup diri dari keserasian, keselarasan dan
kesimbangan yang akhirnya berusaha memusatkan ekosistem pada dirinya
(Siahaan, 1987:25-27).
sumber : https://bagasaskara.wordpress.com/2011/08/06/lingkungan-hidup-dan-ekologi/